SEKOLAH OKE

SEKOLAH OKE

Senin, 02 September 2024

Aktivitas 9 Aksi Nyata Merancang Kegiatan Pembelajaran dengan Prinsip UbD

Aktivitas 9 Aksi Nyata Merancang Kegiatan Pembelajaran dengan Prinsip UbD

Dalam aktivitas ke-9 ini peserta PPG diminta untuk membuat sebuah aksi nyata merancang kegiatan pembelajaran dengan prinsip UbD.

Apa itu pembelajaran dengan prinsip UbD?

Pembelajaran dengan prinsip UbD adalah pembelajaran yang menggunakan tiga prinsip yakni menentukan tujuan pembelajaran, menentukan asesmen, dan menyusun aktivitas pembelajaran.

Dalam aktivitas 9 ini juga disertakan referensi terkait media pembelajaran yang dapat membantu ide-ide proses pembelajaran.































Minggu, 25 Agustus 2024

Aktivitas 8 Merancang Asesmen Pembelajaran

Aktivitas 8 Merancang Asesmen Pembelajaran

Selamat berjumpa lagi dengan seri pembahasan aktivitas modul 1 topik 1 Menerapkan Prinsip UbD pada Pembelajaran. Kali ini kita akan membahas isi dari aktivitas 8 tentan merancang asesmen pembelajaran.

Aktivitas 8 ini berisi sebuah video pemaparan tentang cara merancang asesmen pembelajaran.

Rangkuman isi video adalah sebagai berikut:

Kesimpulan yang diperlu dilakukan saat merancang asesmen pembelajaran?

Pertama, menentukan tujuan pembelajaran yang mau diukur.

Kedua, menjabarkan apa yang menjadi indikator pencapaian kompetensi.

Ketiga, menentukan alat ukur yang relevan.

Keempat, menyiapkan alat ukur.

Kelima, jika alat ukur berupa rubrik, uraikan indikator menjadi beberapa tingkat capaian.

Uraian

Tujuan pembelajaran di dalam video mengambil contoh pembelajaran seni. Siswa pada akhir pembelajaran diharapkan mampu mempresentasikan solusi dari isu dan kondisi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.

Indikator pembelajaran yang ingin dicapai antara lain murid mampu melakukan proses empati, proses definisi dan proses ideasi.

Selanjutnya indikator tersebut diurai menjadi beberapa tingkatan, seperti mahir, cakap, layak, dan berkembang.

Lalu kita tentukan seperti apa penilaian untuk masing-masing tingkat capaian.

Tahapan penilaian proses empati bisa diurai seperti berikut ini:

1. pengamatan terhadap sekitar.

2. mengidentifikasi perasaan pengguna terkait isu yang dialami.

3. mencoba atau ikut mengalami isu yang dipilih.

4. merumuskan perasaan pribadi atau kelompok setelah mengalami isu yang dipilih.

Mahir jika melakukan seluruh proses empati, cakap jika melakukan tiga proses empati, layak jika melakukan dua proses empati, dan berkembang jika hanya melakukan satu proses empati.

Selanjutnya pada tahapan penilaian proses definisi dan proses ideasi, langkahnya sama seperti pada penilaian proses empati.

Pada penilaian ini penugasan dilakukan secara berkelompok. Maka guru juga melakukan penilaian refleksi kelompok yang caranya sama dengan tahapan penilaian proses empati, definisi dan ideasi.

Tingkat capaian yang sudah dibuat bisa ditampilkan dalam satu tabel yang utuh. Jika membutuhkan nilai angka kuantitatif, guru bisa membuat rentang nilai yang sesuai.

Kamis, 22 Agustus 2024

Aktivitas 7 Format Asesmen

Aktivitas 7 Format Asesmen

Ini adalah lanjutan dari seri aktivitas yang terdapat dalam modul 1 topik 1 tentang menerapkan prinsip UbD dalam pembelajaran. Kali ini kita akan membahas tentang format asesmen.

Dalam aktivitas 7 ini kita disajikan sebuah video tentang penjelasan format asesmen. Isinya sebagai berikut.

Siswa tidak hanya diarahkan menghafal dalam proses pembelajaran. Akan tetapi lebih diarahkan lebih mendalam seperti merenungkan, menganalisis, merefleksikan, dan menghubungkan pengetahuan dengan fenomena sekitar.

Ada dua jenis format asesmen yakni asesmen tradisional dan asesmen alternatif.

Asesmen tradisional

Asesmen tradisional merupakan format tradisional yang paling umum digunakan seperti tes pilihan ganda, tes benar salah, tes isian pendek dan tes esai.

Kelemahan asesmen tradisional adalah terbatas dalam menerjemahkan ketercapaian kompetensi pada capaian pembelajaran murid yaitu hanya sebatas pada pengetahuan saat itu juga.

Tes benar salah, tes isian pendek dan pilihan ganda belum bisa dipastikan mengidentifikasi kemampuan murid. Bisa jadi murid tersebut hanya kebetulan saja.

Tes benar salah, tes isian pendek, dan pilihan ganda cocok untuk mengulas pemahaman murid terkait materi yang diajarkan dengan cepat. Tetapi kurang tepat mengukur pemahaman secara mendalam.

Agar lebih optimal tes tersebut bisa dibuat lebih panjang dan berbentuk tes yang bersifat analitik.

Sedangkan tes esai panjang bisa lebih optimal melihat kemajuan kompetensi murid dalam menganalisis, melihat keterkaitan dan refleksi murid.

Asesmen alternatif

Asesmen alternatif bisa mengakomodir kelemahan yang terjadi jika melakukan asesmen tradisional.

Asesmen alternatif yang bisa digunakan guru yaitu tes menggunakan pertanyaan terbuka, bermain peran, demonstrasi, praktik langsung, proyek, dan portofolio.

Dalam implementasi asesmen alternatif proses belajar dilihat berbagai sisi bukan hanya pengetahuan semata.

Penerapan asesmen alternatif menuntut komitmen dalam mengevaluasi ketercapaian kompetensi pada capaian pembelajaran setiap murid.  

Senin, 19 Agustus 2024

Aktivitas 6 Metode Asesmen

Aktivitas 6 Metode Asesmen

Artikel ini adalah ulasan aktivitas 6 dari modul 1 topik 1 yang berisi pemaparan tentang metode asesmen pembelajaran. 

Pemaparan tentang metode asesmen pembelajaran ini disampaikan dalam sebuah video singkat. Isinya sebagai berikut.

Video diawali sebuah narasi dua siswa yang dilakukan tes dengan hasil berbeda. Dimana siswa A lebih tinggi nilainya daripada siswa B. Namun manakala diminta membuat sebuah produk siswa B lebih terampil daripada siswa A.

Asesmen harus dirancang secara adil, proporsional, valid dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan dan menentukan langkah selanjutnya.

Guru menentukan asesmen tidak hanya pada hasil saja namun juga pada proses pembelajaran.

Ada tiga pendekatan asesmen yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan yakni asesmen diagnostik, asesmen formatif dan asesmen sumatif.

Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik dilaksanakan diawal pembelajaran atau memasuki topik baru untuk mengetahui kapasitas murid di kelas.

Asesmen Formatif

Asesmen formatif dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Asesmen formatif lebih terintegrasi dengan pembelajaran yang lebih mampu melibatkan dan melihat kemampuan murid secara lebih mendalam. Misalnya melalui penilaian diri, penilaian antar teman dan refleksi meta kognitif.

Asesmen Sumatif 

Asesmen sumatif dilaksanakan di akhir suatu pembelajaran sebagai konfirmasi ketercapaian hasil belajar.

Dalam pelaksanaan asesmen diagnostik, formatif dan sumatif, guru bisa menggunakan teknik asesmen yang umum, yaitu teknik asesmen observasi, performa dan tes tulis/lisan.

Teknik Asesmen Observasi

Guru menggunakan teknik ini dengan cara mengamati murid secara berkala dalam kurun waktu tertentu baik secara keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam kegiatan harian/tugas rutin.

Teknik Asesmen Performa

Guru menggunakan teknik ini dengan memberi kebebasan kepada murid untuk menunjukkan kemampuan dengan praktik, produk, portofolio, maupun projek.

Teknik Tes Tertulis/Lisan

Guru menggunakan teknik ini untuk menguji pengetahuan dan level pemahaman murid.

Untuk melakukan asesmen diperlukan instrumen seperti instrumen rubrik, instrumen ceklis, instrumen catatan anekdotal, dan instrumen lembar pengamatan.

Instrumen rubrik

Sebuah panduan yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian murid dengan menggunakan kriteria dan skor tertentu.

Instrumen ceklis

Berupa daftar informasi, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.

Instrumen catatan anekdotal

Catatan singkat hasil observasi pada murid. Catatan difokuskan pada performa dan perilaku murid yang penting disertai dengan latar belakang kejadian dan hasil analisis dari observasi yang dilakukan.

Instrumen Lembar Pengamatan

Berisi catatan perkembangan kompetensi murid dalam sebuah mata pelajaran tertentu.

Minggu, 18 Agustus 2024

Aktivitas 5 Asesmen Pembelajaran

Aktivitas 5 Asesmen Pembelajaran

Pada aktivitas 5 modul 1 topik 1 kita akan mempelajari tentang asesmen pembelajaran. Aktivitas ini berisi sebuah video singkat berisi paparan. Paparan tersebut disampaikan Dr. Drs. Rachmadi Widdiharto, M.A.

Kami akan mengulas isi video tersebut secara singkat dan jelas. Simak ulasannya berikut ini.

Ada dua asesmen yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif.  

Asesmen formatif

Asesmen formatif adalah asesmen yang dilakukan selama proses pembelajaran.

Fungsi asesmen formatif antara lain:

  • mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar siswa.
  • umpan balik bagi guru dan murid untuk memperbaiki pembelajaran.
  • mendiagnosis pemahaman dalam aktivitas pembelajaran di kelas
  • memacu perubahan suasana kelas

Asesmen secara fungsinya dibagi menjadi tiga yakni asesmen as, asesmen for, dan asesmen of.

Asesmen as learning

Asesmen as learning artinya asesmen sebagai proses pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk melakukan refleksi dalam proses pembelajaran.

Asesmen as learning berfungsi sebagai asesmen formatif. Pembelajar diberi pengalaman untuk menilai dirinya sendiri maupun temannya.

Dalam asesmen as learning murid diberi hak untuk menentukan prosedur, kriteria, dan rubrik pedoman asesmen.

Asesmen diri dan asesmen antar teman juga berfungsi sebagai refleksi diri bagi murid.

Fungsi asesmen formatif antara lain:

  • mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar siswa.
  • umpan balik bagi guru dan murid untuk memperbaiki pembelajaran.
  • mendiagnosis pemahaman dalam aktivitas pembelajaran di kelas
  • memacu perubahan suasana kelas
Asesmen for learning

Asesmen ini digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran. Asesmen for learning juga berfungsi sebagi asesmen formatif.

Murid mendapatkan umpan balik untuk mendapat perbaikan. Guru juga mendapat umpan balik untuk memperbaiki cara mengajar atau memfasilitasi pembelajaran.

Asesmen of learning

Asesmen dilakukan pada akhir pembelajaran. Fungsinya sebagai asesmen sumatif yaitu mengevaluasi pembelajaran.

Asesmen sumatif

Asesmen sumatif bisa diberikan pada akhir pembelajaran suatu lingkup materi atau pada akhir semester.

Fungsi dari sumatif adalah mengetahui hasil pencapaian murid pada periode tertentu, mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan, umpan balik untuk merancang/memperbaiki proses pembelajaran berikutnya, melihat kekuatan dan kelemahan belajar murid.

Pilihan asesmen sumatif bisa bervariasi seperti praktik, produk, projek, maupun tes tertulis.

Dokumentasinya juga bisa bervariasi bisa berupa portofolio, rubrik dan juga nilai hasil tes berupa angka.

Video


Satuan pendidikan bisa melakukan asesmen sumatif pada akhir semester jika merasa perlu untuk mengkonfirmasi capaian belajar untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Jadi, asesmen sumatif merupakan pilihan. 

Kesimpulan

Asesmen formatif

  • terintegrasi dengan proses
  • melibatkan murid
  • memperhatikan kemajuan penguasaan murid

Asesmen sumatif

  • dilakukan setelah pembelajaran berakhir
  • bersifat formal
  • perlu perancangan instrumen




Aktivitas 4 Contoh Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Aktivitas 4 Contoh Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Artikel ini berisi ulasan aktivitas 4 modul 1 topik 1 Contoh Merumuskan Tujuan Pembelajaran.

Pada aktivitas ini anda akan diminta menonton sebuah video tentang contoh merumuskan tujuan pembelajaran. Contoh pelajaran yang disajikan adalah mata pelajaran Pendidikan Pancasila.

Isi video antara lain adalah tiga cara dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Pertama, mengidentifikasi kata kunci pada CP yang berkaitan dengan kompetensi dan lingkup materi, kedua, mengelompokkan hasil identifikasi, dan ketiga merumuskan tujuan pembelajaran.

Dengan begitu, setiap guru dapat menghasilkan rumusan tujuan pembelajaran yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan setiap satuan pendidikannya masing-masing.

Guru diharapkan membuat rumusan TP menjadi lebih konkrit lagi melalui tahap mencapai kompetensi dan pendalaman ruang lingkup.





Aktivitas 3 Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Aktivitas 3 Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Artikel ini berisi ulasan Aktivitas 3 di Modul 1 Topik 1 Merumuskan Tujuan Pembelajaran.

Pada aktivitas 3 guru diminta untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Disini disediakan video berisi paparan tentang cara merumuskan tujuan pembelajaran.

Isi video adalah sebagai berikut:

Agar peserta didik mencapai Capaian Pembelajaran di akhir Fase, maka guru perlu menurunkan Capaian Pembelajaran (CP) menjadi Tujuan Pembelajaran (TP). 

Bagaimana merumuskan TP?

Pada tahap ini, guru merancang tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret terlebih dahulu.

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, guru harus memperhatikan karakteristik mata pelajaran, konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen yakni kompetensi dan ruang lingkup materi. Kompetensi yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan oleh peserta didik. 

Untuk menentukan kompetensi, guru bisa menyusunnya dengan menjawab pertanyaan panduan kemampuan apa yang perlu peserta didik secara konkret tunjukkan dan tahap berpikir apa yang perlu ditunjukkan. 

Sedangkan lingkup materi adalah konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. 

Pertanyaan panduan untuk menyusun lingkup materi antara lain hal apa saja yang perlu dipelajari peserta didik dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP dan apakah lingkungan sekitar bisa digunakan sebagai konteks mempelajari konsep dalam CP tersebut.

Yang perlu diperhatikan dari merumuskan tujuan pembelajaran ini adalah bahwasannya tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum atau tujuan instruksional umum.

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran bisa menggunakan pendekatan teori seperti Taksonomi Bloom yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. 

Bisa juga menggunakan pendekatan 6 bentuk pemahaman yang dikembangkan oleh Widgins dan Tighe yakni penjelasan, interpretasi, aplikasi, perspektif, empati, pengenalan atau refleksi diri. 

Alternatif lain adalah pendekatan Taksonomi yang dikembangkan oleh Marzano yaitu mengenali dan mengingat kembali, pemahaman, analisis, pemanfaatan pengetahuan, metakognisi, dan sistem diri.

Ada 3 alternatif cara dalam merumuskan tujuan pembelajaran yaitu: merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan TP, merumuskan TP dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi pada CP, atau merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen dalam CP.