Minggu, 10 Mei 2015

Model Pembelajaran Aliran Rekonstruksionisme

| Minggu, 10 Mei 2015
Dalam filsafat modern dikenal beberapa aliran-aliran diantaranya aliran rekontrusionisme di zaman modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan dimana keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran. 

Untuk mengatasi krisis kehidupan modern tersebut aliran rekonstrusionisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia. 

Oleh karena itu pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa depan sangat di tekankan. Di samping itu aliran rekonstruksionisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya. Pandangan aliran ini terhadap belajar juga dapat dilihat dari beberapa aspek pendidikan, yaitu :

Pelajar
Siswa hendaknya dipandang sebagai bungan yang sedang mekar, yang mengandung arti bahwa siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjdai manusia pembangunan masyarakat masa depan.

Pengajar
a)  Direktur Proyek
Adalah guru yang tugasnya membantu para siswa mengenali masalah- masalah yang dihadapi umat manusia sehingga para siswa merasa terikat untuk memecahkannya.

b)  Pemimpin Penelitian.
Adalah guru yang tugasnya harus menumbuhkan dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan, guru harus menumbuhkan berpikir yang berbeda-beda sebagai suatu cara untk menciptakan alternatif pemecahan- pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilan.

Pengajaran
Pelaksanaaan pengajaran diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan sesuai dengan potensi masyarakat.

Belajar
Siswa hendaknya belajar dengan tekun dalam menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi agar tujuan dari pendidikan dapat terlaksana.

Aliran rekonstruksionisme ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berusaha mencari kepepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidup manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya, maka melalui lembagai dan proses pendidikan. Rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.

Aliran rekonstruksionisme juga berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Oleh karena itu pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia. 

George counts sebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya Dare the school build a new sosial order mengemukakan bahwa sekolah akan betul-betul berperan apabila sekolah menjadi pusat bangunan masyarakat baru secara keseluruhan, dan kesukuan (rasialisme). masyarakat yang menderita kesulitan ekonomi dan masalah-masalah sosial yang besar merupakan tantangan bagi pendidikan untuk menjalankan perannya sebagai agen pembaharu dan rekonstruksi sosial dari pada pendidikan hanya mempertahankan status qua dengan ketidaksamaan-ketidaksamaan dan masalah-masalah yang terpendam di dalamnya. 

Sekolah harus bersatu dengan kekuatan buruh progresif, wanita, para petani, dan kelompok minoritas untuk mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan. 

Counts mengkritik pendidikan progresif telah gagal menghasilkan teori kesejahteraan sosial dan mengatakan sekolah dengan pendekatan child centered tidak cocok untuk menentukan pengetahuan dan skill sesuai dalam abad dua puluh.

Penulis: Jeeny Rahmayana, M.Pd.I
Ketua Prodi & Dosen Institut Agama Islam (IAI) Tafaqquh Fiddin Dumai-Riau 


Related Posts

1 komentar: