Orang berbohong akan menciptakan kebohongan baru untuk menutupi kebohongan pertama. Disitulah muncul kreatifitas. Tapi, kreatifitas tersebut justru menjebak si pembohong untuk terus berbohong dan menjadi stress.
Ada seorang cewek. Putus SMA karena tidak ada biaya sekolah. Lama menganggur di rumah, akhirnya orang tuanya menjodohkan dengan laki-laki yang tak ia sukai.
Untuk menghindari orang rumah dan tunangannya, si cewek ini berniat bekerja. Diapun diterima di sebuah usaha rumahan.
Namun, belum genap 2 bulan ia bekerja, cewek ini dipecat. Dia dipecat karena sering bolos dengan berbagai macam alasan.
Iapun harus mencari kerja baru. Selama pencarian, ia mengaku ke keluarganya kalau masih bekerja. Tiap pagi berangkat kerja. Padahal ia hanya nongkrong di rumah teman atau keliling dengan teman-temannya.
Melihat ia rajin kerja, keluarganyapun tidak segan-segan meminta uang hasil kerjanya. Akibatnya, si cewek ini harus pontang-panting cari pinjaman uang yang diakuinya sebagai gaji kepada keluarganya.
Hari berganti hari. Pekerjaan yang dicari tak kunjung datang. Si cewek semakin tertekan. Hutang sudah menumpuk tak mampu ia lunasi.
Entah karena curiga dengan pekerjaan si cewek, ibunya berniat menuju ke tempat kerjanya. Jika sampai dia tidak bekerja disitu, hukuman berat akan menimpanya.
Si cewek makin sedih dan ketakutan. Ia kini menyesal dengan kebohongannya selama ini. Tapi, dia tak berani untuk mengakuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar