Hari Guru tahun 2019 ini cukup menarik setelah mendengar pidato dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim. Beliau menyatakan bahwasanya waktu guru habis hanya untuk mengerjakan tugas administratif semata. Apakah ini benar?
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pengertian guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Guru itu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Untuk bisa melaksanakan itu semua perlu seperangkat alat persiapan. Itulah yang disebut administrasi pembelajaran.
Apa saja administrasi pembelajaran itu? Administrasi itu antara lain membuat alokasi waktu selama setahun, program semester, program tahunan, rencana pelaksanaan pembelajaran, rencana penilaian, menghitung Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan melakukan evaluasi. Masih ditambah tugas remidial pembelajaran dan pengayaan setelah melaksanakan ulangan harian.
Dari sekian tugas administratif tersebut apakah benar menghabiskan waktu? Mari kita hitung berapa waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan tugas administratif guru selain mengajar.
Membuat alokasi waktu 30 menit, membuat program tahunan 60 menit, membuat program semester 120 menit, membuat RPP ini lumayan lama karena banyak bisa 1 minggu. Menghitung KKM 120 menit, membuat alat evaluasi anggap saja selesai 1 hari untuk satu ulangan harian. Kalau ada 4 ulangan harian maka butuh 4 hari. Kemudian membuat bahan remidial bisa 1 hari. 4 remidial maka 4 hari waktunya. Masih ditambah tugas koreksi hasil ulangan harian dan menganalisis kalau ditotal dalam satu semester bisa lebih 2 minggu.
Dari sekian perhitungan tersebut maka untuk tugas administrasi saja normalnya butuh waktu satu bulan yang dibagi dalam satu semester.
Apakah segitu saja tugasnya? Untuk guru tanpa embel-embel tambahan tugas hanya sebulan saja untuk tugas administrasi. Beda kalau dia masih punya tugas sebagai wali kelas atau pembantu kepala sekolah di bagian kurikulum ataupun kesiswaan, maka akan lebih banyak lagi yang harus dikerjakan.
Guru itu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Untuk bisa melaksanakan itu semua perlu seperangkat alat persiapan. Itulah yang disebut administrasi pembelajaran.
Apa saja administrasi pembelajaran itu? Administrasi itu antara lain membuat alokasi waktu selama setahun, program semester, program tahunan, rencana pelaksanaan pembelajaran, rencana penilaian, menghitung Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan melakukan evaluasi. Masih ditambah tugas remidial pembelajaran dan pengayaan setelah melaksanakan ulangan harian.
Dari sekian tugas administratif tersebut apakah benar menghabiskan waktu? Mari kita hitung berapa waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan tugas administratif guru selain mengajar.
Membuat alokasi waktu 30 menit, membuat program tahunan 60 menit, membuat program semester 120 menit, membuat RPP ini lumayan lama karena banyak bisa 1 minggu. Menghitung KKM 120 menit, membuat alat evaluasi anggap saja selesai 1 hari untuk satu ulangan harian. Kalau ada 4 ulangan harian maka butuh 4 hari. Kemudian membuat bahan remidial bisa 1 hari. 4 remidial maka 4 hari waktunya. Masih ditambah tugas koreksi hasil ulangan harian dan menganalisis kalau ditotal dalam satu semester bisa lebih 2 minggu.
Dari sekian perhitungan tersebut maka untuk tugas administrasi saja normalnya butuh waktu satu bulan yang dibagi dalam satu semester.
Apakah segitu saja tugasnya? Untuk guru tanpa embel-embel tambahan tugas hanya sebulan saja untuk tugas administrasi. Beda kalau dia masih punya tugas sebagai wali kelas atau pembantu kepala sekolah di bagian kurikulum ataupun kesiswaan, maka akan lebih banyak lagi yang harus dikerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar