Pernah salah masuk kamar? Kalau hanya sendirian sudah biasa. Malunya ditanggung sendirian. Tapi, kalau banyak orang, malunya ditanggung berjamaah.
Setelah perjalanan jauh dari Jember dan mengunjungi Masjid Istiqlal, Monas dan TMII di Jakarta, sore hari bus membawa rombongan guru-guru menuju ke Wisma Haji Halim.
Tiba di wisma sekitar jam 7 malam. Betapa leganya bisa merasakan kasur empuk lagi setelah 2 hari hanya tidur di kursi bus.
Rombongan terdiri dari 20 guru dan keluarganya. Semuanya masuk ke kamar masing-masing untuk mandi dan melepas lelah.
Setelah mandi, saya dan beberapa guru berkumpul di lobi menonton siaran sepak bola sambil menunggu waktunya makan malam.
Beberapa menit berlalu. Tidak ada tanda-tanda hidangan disediakan di meja makan. Padahal perut sudah keroncongan. Lapar!
Setelah menunggu beberapa lama, seorang karyawan wisma datang menghampiri kami.
"Maaf, Pak. Ketua rombongannya siapa?" tanya dia.
"Pak Aziz," saya menyahut.
"Di kamar mana, Pak?" tanyanya lagi.
"Wah, saya gak tahu, Pak. Ada apa pak?," kata saya lagi.
"Begini, Pak. Sebenarnya tempat menginapnya bukan disini. Tapi di Blok D. Ini blok G. Terjadi miskomunikasi."
"Lho, terus gimana, Pak?" tanya guru yang lain.
"Sebenarnya tidak apa-apa disini. Tapi makannya sudah disediakan di Blok G. Kalau disini tidak ada persediaan apa-apa," pungkas karyawan hotel.
"Wah, sebaiknya kita pindah saja," kata seorang guru.
Akhirnya kami pun menghubungi teman-teman di kamar memberitahukan kalau sudah salah tempat menginap.
Beberapa teman yang sudah terlanjur terlelap menggerutu ketika masuk bus. Tapi, sebagian yang lain tertawa geli mengetahui malam pertama menghebohkan di Jakarta itu.
Anekdot oleh Fadli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar