Senin, 28 Februari 2011

Caranya Menghukum Siswa Tanpa Kekerasan, Tapi Ada Efek Jera

| Senin, 28 Februari 2011
Tersiar kabar ada pemukulan oleh guru terhadap siswa yang tidak mengerjakan PR. Lagi, ada siswa yang pingsan gara-gara disuruh lari keliling lapangan karena lalai menyelesaikan tugas di rumah. Akhirnya ada yang sampai ke meja hijau karena tuntutan wali murid yang tidak terima anaknya diperlakukan demikian.

Hukuman merupakan salah satu bentuk motivasi. Berbeda dengan motivasi semisal memberi hadiah dan pujian, hukuman lebih bersifat sebagai tekanan bahkan cenderung terkesan paksaan. Dengan hukuman, guru mengharap anak didiknya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Apakah hukuman harus berbentuk fisik? Untuk menjawabnya tentu harus dilihat seberapa besar hukuman fisik itu diberikan. Hukuman fisik yang tidak proporsional akan terkesan menyakiti daripada mendidik agar menjadi lebih baik. Bahkan hukuman fisik akan mengakibatkan renggangnya hubungan antara guru dan peserta didik.
the punishment Pictures, Images and Photos
(Punishment/Photobucket)
Beberapa hukuman fisik yang tidak proporsional seperti menjewer telinga, menampar, atau memukul dengan alat. Yang lebih sering adalah adanya gerak fisik semisal lari keliling lapangan, push up, dan lain-lain. Hal ini tentu berbahaya apabila anak yang mendapat hukuman mempunyai fisik yang lemah dan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Lalu, hukuman apa yang harus dilakukan bagi siswa yang membandel?

Ada beberapa hukuman yang cukup unik dilakukan oleh beberapa guru semisal menghormat bendera selama 5 menit, menyanyikan lagu wajib nasional di depan kelas, menjadi wartawan dengan mewawancarai guru atau orang, menulis banyak, dan hukuman lain yang tidak menyakiti.

Apakah hukuman itu efektif dan menimbulkan efek jera?

Kalau masalah efektif dan efek jera kita harus melihat seberapa tingkat kenakalan anak tersebut. Untuk anak yang taraf kenakalannya rendah, hukuman tersebut akan membuatnya jera dan kapok. Namun, lain lagi dengan anak yang cenderung membangkang dan sudah berulang kali tidak taat peraturan di sekolah, tentu hukuman tersebut dianggap angin lalu.

Pendekatan personal bagi anak bermasalah bisa dilakukan oleh pihak Bimbingan Konseling atau guru. Dengan melakukan pendekatan emosional ini, pendidik jadi tahu karakter perserta didik dan bisa menemukan solusi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.

Jadi, hukuman fisik bukanlah jalan satu-satunya untuk menghukum anak yang tidak taat kedisiplinan sekolah, namun ada macam variasi dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang bisa diterapkan.


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar