Saat akan mengendarai kendaraan, orang berpesan "hati-hati di jalan, nyawa tak bisa dibeli" Ketika duduk di bawah pohon yang rindang dengan cabang-cabang yang besar, orang mengingatkan "hati-hati, ntar pohonnya roboh lalu matilah kau!"
Tapi mengapa tak ada seorangpun mengingatkan ketika kita akan berangkat tidur "hati-hati, banyak orang tidur gak bangun lagi." Padahal banyak orang mati di atas tempat tidur daripada di jalanan atau di bawah pohon.
Lalu mengapa mereka tak takut untuk tidur? Tidakkah mereka takut, kalau esok mata sudah tidak sanggup melihat matahari terbit di ufuk timur? Adakah jaminan besok pagi masih bisa menikmati oksigen memenuhi rongga paru-paru dan memberikan kesempatan kepada kita untuk beraktivitas?
Seorang muslim diajarkan sebuah doa sebelum berangkat tidur yang berbunyi "BISMIKA ALLAHUMMA AHYA WA BISMIKA AMUUT" yang artinya kurang lebih "Dengan mengucap namaMu ya Allah aku hidup dan dengan namaMu aku mati."
Betapa sebuah penyerahan diri yang ikhlas jika kita mengucapkan doa tersebut. Kita berserah kepada yang punya hidup dan mati. Kita yakin bahwa hidup dan mati kita hanya Allah yang berkuasa.
Dengan doa sependek itu, yang kemudian diresapi secara mendalam, maka hati menjadi tenang diantara kepasrahan yang dalam kepada Ilahi Rabbi. Tak ada sesuatu yang lebih indah dengan hidup selalu berserah kepadaNya.
Jika memang malam ini adalah malam terakhir kita menikmati udara, ranjang yang empuk, dan kenikmatan duniawi lainnya, paling tidak kita sudah ikhlas untuk melepaskannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar