Tadi pagi saat berangkat ke kantor, perjalanan sedikit terganggu dengan iring-iringan jenazah menuju tempat pemakaman. Puluhan orang mengantar jenazah (entah siapa) dengan keranda jenazah dipikul sekitar 6 orang dengan berjalan kaki.
Kalau dilihat dari para pengantar, pastilah si mayat bukan dari golongan pejabat atau orang kaya karena para pengantarnya rata-rata berpakaian ala kadarnya. Tak beda dengan si mayat yang pastinya berpakaian ala kadarnya, kain kafan putih tanpa perhiasan.
Sekilas terlihat para pengiring itu tak tampak raut muka sedih, bahkan sebagian malah bersenda gurau. Tentu hal ini tak sedap dipandang mata.
Sempat terpikir bagaimana jika saya mati satu hari nanti. Saya diantar puluhan orang yang sepertinya tak pernah kehilangan saya. Wah, betapa menyedihkan ya?
Terus mau dikemanakan harta yang saya tumpuk ini? Apakah akan menjadi rebutan anak turunan saya? Apakah dia akan menjadi sesuatu yang membuat saya berbahagia di alam sana? Atau dia akan menjadi sesuatu yang membuat saya menjadi sengsara di alam akhirat? Ngeriii...
Bagaimana dengan pangkat dan kedudukan saya? Akankah orang rela mengosongkannya untuk menghormati saya? Apakah saya masih dianggap orang terhormat dan akan dikenang sepanjang masa?
Bagaimana dengan istri saya yang katanya mau sehidup semati dengan saya? Maukah dia ikut saya ke liang kubur, menemani saya yang kesepian disana? Atau malah mencari pengganti saya yang sudah tak ada gunanya, dimakan cacing dan belatung.
Hmmmm... cinta dunia menjadikan saya takut mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar