Minggu, 26 Desember 2010

Penghasilan Membesar, Nilai Uang Turun

| Minggu, 26 Desember 2010
Dulu saat masih jalan kaki sebelum punya kendaraan bermotor, punya uang seribu rupiah, kita masih bisa menyisihkan uang lima ratus rupiah untuk masuk kotak amal masjid. Rasanya bahagia sekali dengan uang segitu bisa membagi rejeki.

Perlahan kehidupan makin mapan, keuangan meningkat sehingga kita mampu beli motor. Apa yang terjadi ketika kita hanya punya uang lima ribu? Apakah kita akan dengan ikhlas cemplungkan sedikit untuk berderma?

Ternyata hati mulai berat. Kalau kita sisihkan lima ratus aja, bisa-bisa kurang duit buat beli bensin nih. Masak motor sebagus ini harus dorong gara-gara kehabisan bensin.

Ternyata penghasilan besar tak membuat hati kita menjadi damai dan menikmatinya. Punya penghasilan sejuta pengen dua juta. Begitu penghasilan dua juta pengen lima juta.

Wah enak ya kalau punya duit sepuluh juta, bisa beli hape blackberry. Enak bisa beli laptop. Beli Modem biar bisa internetan. Dan keinginan lainnya yang makin memuncak ketika penghasilan makin tinggi.

Ketika uang masih 100 ribu di kantong, hilang 10 ribu bisa gak tidur seharian mikiiiiiir kemana tuh uang. Begitu uang udah 100 juta, hilang 10 ribu ahhhh, sebodo amat cuma segitu.

Nah, apakah kita masih yakin dengan uang besar kita bisa membuat hati tenang? Kalau uang sepuluh ribu di kantong kita bisa hidup tenang, tidur nyaman. Kalau uang sepuluh juta di kantong apakah masih bisa tidur nyaman?

Enak mana ya uang sepuluh ribu ma sepuluh juta?

Related Posts

2 komentar:

  1. Inti dari kebahagiaan dan ketenangan hidup adalah bersyukur. Bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki sekarang. Sekecil apapun yang kita miliki sekarang tapi kita syukuri dan merasa cukup, niscaya kita akan tenang. Namun, sebesar apapun yang kita miliki, tapi kita tidak pernah mensyukurinya dan terus merasa kurang, niscaya hidup kita tidak akan tenang. Bukankah Allah sudah menjanjikan kepada kita, "Bersyukurlah kamu, niscaya akan Kutambahkan nikmatKu kepadamu."

    Maaf pak jadi ceramah, sekedar amar ma'ruf nahi munkar.

    Terus update blognya ya, Pak. Saya suka sekali ...

    BalasHapus
  2. benar pak. lupa syukur lebih dekat dengan kufur. mudah2an kita slalu jadi hamba yang bersyukur. amien. saya berusaha konsisten update tiap hari pak. kalau bpk mau kirim artikel bisa baca caranya di kolom Tentang Kami. trims sudah berkunjung.

    BalasHapus