Kamis, 03 Oktober 2019

Ciri-ciri Kebahasaan Cerita Narasi

| Kamis, 03 Oktober 2019
Cerita narasi adalah cerita yang bertujuan memberi hiburan kepada para pembaca. Karena sifatnya hiburan, maka di dalamnya memuat cerita fiksi menggiring daya imajinasi pembaca mengikuti cerita penulis.

Cerita narasi mempunyai beberapa ciri-ciri kebahasaan. Ciri-ciri kebahasaan ini cukup melekat bahkan menjadi keharusan agar cerita lebih menarik dan mendalam. Apa saja ciri-cirinya?

1. Menggunakan kata ganti sebagai sudut pandang. 

Kata ganti ada beberapa macam dan menentukan sudut pandang cerita. Jika penulis menggunakan kata "aku" berarti dia menggunakan sudut pandang orang pertama.

Lain lagi jika menggunakan kata ganti "kamu", maka penulis bermaksud bercerita menggunakan sudut pandang orang kedua.

Begitu pula jika penulis bercerita menggunakan  kata "dia" atau nama orang, maka dia bercerita menggunakan sudut pandang orang ketiga.

2. Terdapat latar belakang cerita.

Cerita narasi selalu menggunakan latar belakang cerita. Latar belakang yang digunakan adalah latar belakang tempat, waktu dan suasana.

3.Menggunakan kata bermakna kias atau khusus.

Kata bermakna kias atau khusus sering digunakan dalam cerita narasi. Kata-kata ini mempermanis dan memperdalam cerita.

4. Menggunakan kata sambung urutan waktu.

Kata sambung urutan waktu seperti setelah, sebelum, sementara itu, kemudian, dan sebagainya digunakan untuk menyampaikan urutan peristiwa dalam cerita.

5. Menggunakan ungkapan keterkejutan.

Ungkapan keterkejutan sering dijumpai pada cerita narasi utamanya cerita fantasi. Tiba-tiba, tanpa diduga merupakan beberapa contoh ungkapan keterkejutan.

6. Menggunakan dialog atau kalimat langsung.

Kalimat langsung atau dialog merupakan ciri kebahasaan yang harus ada dalam setiap cerita narasi. Dengan dialog atau kalimat langsung, cerita menjandi lebih hidup.

Ciri kebahasaan kalimat langsung atau dialog ditandai dengan tanda kutip pada dialog para tokoh cerita.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar