Rabu, 22 Mei 2019

Bedanya Kerusuhan 22 Mei 1998 dan 2019

| Rabu, 22 Mei 2019

Seakan dejavu dari peristiwa 22 Mei 1998, 22 Mei 2019 kembali pecah kerusuhan di Jakarta. 2 kelompok bertikai antara massa yang berdemonstrasi melawan pasukan keamanan.

Hingga saat ini menjelang tengah malam (22/05) massa masih melempari petugas keamanan Polri dan TNI di sekitar Bawaslu pusat.

Apa perbedaan dari kerusuhan 22 Mei 2019 dan 1998?

Kerusuhan 22 Mei 1998 pecah karena pada saat itu massa yang dimotori mahasiswa melakukan demonstrasi menuntut rezim Soeharto turun tahta. Presiden yang sudah berkuasa selama 32 tahun dipaksa turun karena pada saat itu masyarakat menganggap beliau sudah gagal dan banyak menciptakan KKN di pemerintahan.

Atas ketidak puasan itu massa turun ke jalan menuntut Soeharto turun dari istana dan adanya reformasi terhadap pemerintahan. 

Kerusuhan tidak dapat dihindari karena pada saat itu muncul massa tiba-tiba ditembaki oleh aparat keamanan. Beberapa mahasiswa gugur dan sebagian hilang. Keadaan ibukota lumpuh total sehingga hari berikutnya Soeharto menyatakan berhenti menjadi presiden RI.

Kerusuhan 22 Mei 2019 beda penyebab. Kerusuhan ini berawal dari demonstrasi massa pendukung salah satu calon presiden yang tidak puas dengan hasil pilpres yang dimenangkan Jokowi-Ma'ruf.

Massa yang sudah berkumpul sejak 21 Mei melempari petugas keamanan yang berjaga-jaga di sekitar Bawaslu. Akibatnya aparat menembakkan gas air mata kepada para demonstran.

Jadi jelas, 22 Mei 1998 kerusuhan terjadi karena tersumbatnya kran demokrasi selama hampir 32 tahun. Sedangkan kerusuhan 22 Mei 2019 lebih disebabkan oleh ketidak puasan dari pihak yang kalah dalam pemilu.


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar