Rabu, 11 November 2015

Cerita Dewasa Cinta Segitiga Hot

| Rabu, 11 November 2015
Cinta remaja adalah cinta yang sederhana. Cinta orang dewasa adalah cinta yang mulai rumit. Apalagi kalau sudah menjadi cinta segitiga.

"Buggg!"

Pink meninju batang pohon yang ada di depannya. Dia marah. Namun ia hanya bisa menumpahkan rasa marahnya pada pohon tak berdosa tersebut.

"Guru sialan!," umpatnya dengan geram.

Kemarahan Pink ini berawal dari kedatangan guru PPL ke sekolahnya. Saat selesai upacara bendera dilihatnya Nova, kekasihnya, sedang berbincang akrab dengan salah satu guru PPL.

"Aku cuma ngobrol biasa, Mas!" begitu kata Nova saat ditanya Pink tentang kejadian tersebut.

Tapi, Pink tak dapat menerimanya. Ia jengkel. Seakan akan akan ada laki-laki yang akan merenggut Nova dari tangannya.

Pink baru menyatakan cinta kepada Nova tiga bulan yang lalu. Ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Gadis yang terkenal sebagai cewek paling hot di sekolahnya itu menerimanya.

Namun masa bulan madu berpacaran dengan Nova mulai menemui masalah.

Sore itu kemarahan Pink makin menjadi jadi karena dilihatnya saat pulang tadi Nova dan guru PPL itu berdua di depan perpustakaan. Guru PPL yang ia sendiri belum tahu namanya itu memegang gitar, sedangkan Nova ada di dekatnya terlihat bernyanyi dengan riang.

"Nova kamu jatuh cinta pada laki-laki itu?" bentak Pink sesaat keduanya berboncengan dalam perjalanan pulang.

"Tidak, Mas. Ku bersikap seperti itu karena dia ngajar di kelasku," jawab Nova dengan agak takut. Ia sadar kalau Pink sedang marah besar.

Laju sepeda motor itu seperti tidak terkendali. Hampir saja ditikungan truk menyambar. Nova menjerit histeris.

Pink memacu motornya seperti kesetanan. Dia tidak mempedulikan Nova yang berteriak-teriak diboncengannya.

Motor terus melaju meninggalkan kota. Menaiki bukit dan berhenti di sebuah pekuburan.

"Baiklah, sekarang kita bicara empat mata!" Pink berkata sambil turun dari motornya.

Nova turun dan duduk di sebuah batu nisan. Dia masih tampak cemas.

"Sekarang kamu putuskan mau pilih aku atau guru bangsat itu!" Pink membelalak ke arah Nova.

"Sabar, Mas. Aku tetap pilih kamu," Nova mendekat ke arah Pink.

"Pilih aku tapi tetap mesra dengan laki-laki bajingan itu?" Pink berkata lantang. Suaranya hilang diterpa angin pegunungan.

"Ya, Mas. Bentar aku telepon dia agar kamu tidak marah lagi," kata Nova memohon.

"Aku tidak sudi bicara dengan perebut pacar orang," Pink tetap marah.

Nova mengambil handphonenya.

"Halo, Mas ini Mas Pink mau bicara?" Nova berbicara kepada orang di seberang telepon.

Nova lalu menyerahkan handphonennya kepada Pink. Laki-laki tanggung itu nampak mengacuhkannya.

Namun, Nova memaksanya untuk menerima telepon tersebut, "Bicaralah dengan dia agar cemburumu hilang."

Pink dengan enggan meletakkan handphone ke telinganya.

"Halow Mas Pink. Ini eke Hisbul kalo malam eke jadi Endang. Hehehee... Maaf yah kalo sering banget ngobras sama Nova. Soalnya kite berdua cucooook boook."

Pink yang semula merengut menjadi ngakak mendengar sapaan khas banci dari seberang telpon.

(Tamat)

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar