Jumlah siswa per kelas di sekolah tergolong besar. Ada yang mencapai 40 orang bahkan lebih. Padahal aturan yang dibuat Kementrian Pendidikan Nasional, tiap kelas seharusnya maksimal diisi 32 siswa.
Jumlah siswa yang terlalu besar ini bisa mempengaruhi proses belajar mengajar. Lebih banyak negatifnya dari pada dampak positifnya.
Kelas dengan jumlah siswa banyak berdampak positif pada biaya operasional sekolah. Dibandingkan memecah menjadi kelas-kelas baru, jumlah siswa yang besar dalam kelas akan menghemat penggunaan spidol atau kapur tulis, biaya listrik, gaji guru honorer dan biaya perawatan kelas.
Namun, dampak negatifnya terasa pada proses belajar mengajar. Berikut ini daftar dampak negatif jika jumlah siswa per kelas terlalu banyak.
- Menimbulkan kegaduhan saat masuk kelas, pergantian guru, dan saat pulang.
- Guru kesulitan memberi perhatian kepada siswa yang lemah dalam pelajaran.
- Siswa mempunyai kesempatan berbuat jahil saat guru tidak memperhatikannya.
- Guru merasa tertekan dan cenderung berteriak untuk menenangkan siswa yang mulai gaduh karena kegerahan.
- Siswa yang mempunyai konsentrasi rendah cenderung bermain sendiri saat proses pembelajaran karena guru tidak memperhatikannya.
Pemerintah emank gtu ... padahal kalo kelas dipecah.. tenaga kerja bisa lebih terserap ..
BalasHapushemat uang negara ujung ujungnya buat korupsi ..
iya bro. begitulah nasib pendidikan kita
BalasHapus