Apakah anda termasuk orang yang takut bicara Bahasa Inggris karena grammar jelek? Paparan singkat berikut ini akan memberi anda motivasi untuk tetap bicara Bahasa Inggris meskipun dengan grammar acak kadul.
"Buy, Sir?" kata seorang pedagang di pantai Kuta, Bali.
"How much?" tanya seorang turis. Dia mengambil makanan kecil yang ditawarkan oleh si pedagang.
"2 thousand, Sir," jawab si penjual.
"1 thousand, OK?" tawar si turis.
"Wah, cheap, Sir. 2 thousand cheap, Sir," kata si penjual.
"Okay. I buy it," kata turis itu sambil mengeluarkan uang dari sakunya.
Percakapan singkat di atas adalah gambaran bahwa Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengabaikan tata bahasa.
Kalau dari kacamata ahli tata bahasa, Bahasa Inggris si penjual acak-acakan. Dia tidak menggunakan kata tanya yang benar. Seharusnya yang benar "Do you want to buy these?" Dia juga seharusnya bilang "2 thousand is cheap."
Lalu, mengapa transaksi tetap terjadi dengan grammar yang acak kadul tersebut?
Coba perhatikan contoh percakapan Bahasa Indonesia di sebuah warung berikut ini:
"Gorengan berapa?" kata seorang pembeli.
"500 saja" jawab si penjual.
"Beli 4. Lomboknya banyakin," kata si pembeli.
"Yap," si penjual lalu mengambil gorengan dan lombok dibungkus kantong plastik.
Percakapan di atas juga menggunakan tata bahasa yang acak-acakan. Namun, ternyata transaksi jual beli tetap terjadi.
Dengan dua fakta di atas, kita bisa simpulkan bahwa grammar bukanlah hal suci yang harus dipenuhi dalam kegiatan komunikasi sehari-hari. Grammar morat marit, komunikasi jalan terus.
Grammar bukanlah segalanya. Hal yang penting adalah adanya timbal balik dan saling pengertian antara dua orang yang terlibat percakapan.
Kapan grammar itu penting? Grammar akan terlihat sangat penting ketika kita menuangkan pikiran kita dalam bentuk tulisan. Tata bahasa yang baik akan mempermudah orang memahami apa yang kita tulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar