Jumat, 25 November 2011

Peran Guru Dalam Mencerdaskan Bangsa di Era Internet

| Jumat, 25 November 2011
Era internet menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Guru sebagai salah satu pelaku pendidikan dituntut mengikuti perkembangan jaman yang semakin canggih. Bagaimana caranya? Berikut ini opini saya mengenai peran guru dalam ikut serta mencerdaskan bangsa di era internet. 

Latar Belakang Menjadi Guru 

Menjadi guru bukan cita-cita saya. Sedikit banyak ucapan guru semasa sekolah mempengaruhi pemikiran saya. Dia bilang, "Jangan mau jadi guru". Kenapa? Katanya, jadi guru tidak bakal kaya. Nasibnya itu-itu saja. Muridnya sudah ada yang jadi presiden, jadi manajer perusahaan, gurunya ya tetap aja di sekolah.

Lha, kenapa sekarang jadi guru? Karena kehendak kedua orang tua. Kata mereka, guru adalah pekerjaan mulia dan terhormat.

Permintaan orang tua inilah yang membuat saya mau memilih Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saya memilihnya karena suka dengan Bahasa Inggris. Itu saja.

Keterpaksaan mengantar saya menjadi guru. Tapi, akhirnya keterpaksaan inilah membuat saya mencintai profesi guru.

Berawal dengan pertemuan dengan para guru dari British dan Australia di tahun 2008 di sebuah workshop Peningkatan Mutu Guru Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh LAPIS ELTIS Jawa Timur, sebuah lembaga kerjasama Indonesia dan Australia, yang memberikan bantuan pelatihan peningkatan kemampuan guru dari segi teknik dan kompetensi, membuat pola pikir saya berubah.

Mark Hinde, Caroline Bentley, Kevin, dan Jannet mengajarkan saya betapa profesi guru itu menyenangkan. Mereka berbagi metode dan teknik kreatif mengajar yang membuat saya berpikir ternyata profesi guru itu sangat istimewa.

Profesi guru itu istimewa karena ia bertugas menggugah semangat siswa untuk belajar. Guru adalah profesi mulia karena ia berhadapan dengan makhluk hidup yang perlu seni untuk membagi ilmu pengetahuan. 


Semenjak pulang dari workshop yang memakan waktu 6 bulan itu, saya menikmati profesi guru. Merasakan betapa menyenangkannya belajar dengan anak, menyelami pola pikir mereka, dan memberikan feedback jika mereka ada masalah. Tak ada lagi rasa terpaksa jadi guru. 

Tugas guru 

Guru adalah ujung tombak pendidikan. Guru adalah garda terdepan menyukseskan visi dan misi pendidikan nasional Indonesia.

Termaktub dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." 

Maka dari itu, tugas guru bukan tugas main-main. Di tangannya ada tugas berat, mencerdaskan anak bangsa.Cerdas dari segi intelektual, emosional dan spiritual. 

Seperti apakah peran guru dalam mencerdaskan bangsa di era teknologi canggih ini? 

Jaman terus berubah. Kegiatan pendidikan pun ikut berubah. Beberapa tahun lalu, guru masih memakai kapur tulis untuk menulis. Memasuki tahun 90-an, kapur berganti spidol dan papan tulis warna hitam terganti oleh papan putih.

Berkembangnya teknologi membuat media belajar berubah lebih modern. Kalau sebelumnya guru masih menggunakan alat peraga tradisional seperti flashcard, kini mereka telah terlihat lebih canggih dengan bantuan program komputer.

Digitalisasi menuntut guru memiliki dua kemampuan sekaligus yakni segi kemampuan pedagogi dan kemampuan berimprovisasi dengan alat teknologi informasi (TI).

Dengan penerapan media belajar berbasis TI, siswa telah diajak menjadi subjek pembelajaran. Menjadi pelaku yang mempelajari sesuatu dengan segenap inderanya. Anak didik diharapkan bisa menggunakan segala potensi belajar yang ia miliki.

Peserta didik bukan lagi hanya menggunakan telinga untuk mendengar petuah guru, lalu melaksanakan. Tapi, ikut berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. 

Mengapa guru harus menguasai TI? 

Bukan rahasia lagi, siswa lebih banyak menghabiskan waktu berinternet daripada berkutat dengan buku pelajaran.

Sebuah survei di kota Palu yang dilakukan oleh Step!Magz  mengungkapkan anak muda usia 14-18 tahun rata-rata mengakses akun facebook lebih dari 4 kali sehari.

Lebih jauh diungkapkan, kelompok siswa SMP lebih suka meng-up date status (50%). Selebihnya melakukan chatting/obrolan (36,4%), dan selebihnya menggunduh atau up load foto (13,6 %).

Kelompok SMA lebih ekstrim, karena seluruhnya memilih meng-up date status (100 %). Sedangkan kelompok mahasiswa memilih up date status (92%), sisanya  chatting/obrolan (4%) dan up load foto (4%).

Dengan hasil survei di atas, terlihat jelas para siswa lebih banyak bermain dengan teknologi. Hal ini bisa menjadi masalah bagi proses pembelajaran. 

Apakah guru harus menyalahkan perkembangan teknologi informasi? 

Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah tidak. Guru tidak perlu menyalahkan teknologi informasi yang sedemikian canggih sehingga anak menjadi kelihatan cuek terhadap pembelajaran. Tapi guru harus bisa memanfaatkannya.

Guru yang inovatif bukan antipati terhadap perkembangan teknologi. Guru kreatif tidak akan mengatakan bahwa internet membuat siswa malas belajar. Tapi, dia akan menjadikan masalah ini sebagai tantangan untuk dicari solusinya.

Ternyata benar. Kecanggihan teknologi ini menjadi tantangan bagi para guru. Di Indonesia guru-guru kreatif bermunculan.Guru kreatif dan inovatif ini bergerak mengikuti perkembangan teknologi dengan melakukan inovasi pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menjadi blogger.

Mari kita sebut guru yang juga menjadi blogger dengan panggilan Blogger-Guru. Maksudnya, selain profesi seorang guru, dia juga merangkap mengelola sebuah blog dimana blog yang ia kelola berhubungan dengan dunia pendidikan. Tujuannya tentu adalah menjadi media untuk mencerdaskan para generasi bangsa. 

Para Blogger-Guru. 

Berikut ini akan dipaparkan beberapa blog yang dikelola oleh seorang guru. Blog tersebut menjelma menjadi media inovasi pembelajaran. 

Wijayalabs.com - Blog Om Jay, sebuah blog yang menawarkan artikel pendidikan dan juga tes TIK secara online.

Blog yang dikelola oleh seorang guru TI di SMP Labschool Jakarta ini berpenampilan cukup sederhana. Namun, isinya bermakna.

Om Jay, sebagai admin blog ini, baru-baru ini sedang giat-giatnya menggalakkan tes online terbatas pada siswanya.

Ada ratusan siswa yang ikut nimbrung di blog guru "besar" ini. Mereka aktif mengikuti kuis yang memang materi wajib dari Om Jay.

Dengan upaya di atas, Om Jay telah mengajarkan bagaimana para guru bisa memanfaatkan blog menjadi media pembelajaran yang menyenangkan

Selain itu ada blog sekolahoke.com. Blog ini dikelola oleh Fadli Eha, seorang guru sekolah negeri di Jember. Blog ini menawarkan materi Bahasa Inggris SMP dan SMA dengan kuis-kuis interaktif dipadu dengan sarana hiburan berupa game online. Blog ini menerapkan sistem belajar cepat, yakni penyampaian materi khusus beserta pembahasannya.

Ada juga blog Kafe Guru beralamat di www.kafeguru.com. Blog ini menjadi media informasi bagi para guru. Di dalamnya banyak terdapat info pendidikan yang berguna bagi para guru.

Diluar negeri, kita bisa belajar dari blog elllo.org, sebuah blog yang dirancang untuk belajar Bahasa Inggris yang dikelola oleh seorang guru. Blog ini cukup unik dengan menyediakan media pembelajaran Bahasa Inggris khusus skill listening. Di dalamnya penuh game dan kuis interaktif dengan pembicara asli (native speaker) yang bisa membuat pengunjung betah untuk belajar. 

Paparan di atas adalah sedikit bukti bahwa guru tak kenal menyerah mengambil peran mencerdaskan bangsa di tengah gempuran teknologi canggih. 

Bagaimana peran guru sebenarnya dengan menjadi Blogger-Guru seperti ini? 

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita simak 8 peran guru yang dijabarkan oleh Marry Sprat dalam buku TKT Course. Dalam proses belajar mengajar ada 8 peran guru. Peran itu antara lain, guru berperan sebagai perencana, pemberi informasi, pengatur, pemerhati, penggerak, orang tua/teman, pendiagnosa, dan sumber.

Menjadi seorang blogger, guru tersebut telah menerapkan peran guru sebagai perencana, pengatur dan penggerak.

Seorang guru harus membuat perencanaan. Kompetensi apa yang harus siswa capai. Kemudian metode serta media apa yang akan digunakan untuk mencapai kompetensi itu.

Guru yang juga seorang blogger, ia memanfaatkan media blog untuk dijadikan sarana pembelajaran. Maka dirancanglah sebuah blog yang mudah digunakan siswa. Sehingga siswa nantinya bisa mengakses dan mengaplikasikan dengan mudah.

Guru menjadi pengatur. Guru mengatur tata cara mengakses blog media pembelajaran yang telah ia ciptakan.Guru juga mengatur proses penilaian terhadap hasil yang diperoleh oleh peserta didik baik secara manual maupun otomatis.

Guru menjadi penggerak. Dengan membuat media yang interaktif, guru ini telah menggerakkan siswa menjadi lebih aktif. Siswa tidak menjadi objek, yang diam saja. Tapi menjadi subjek yang bergerak dan memecahkan masalah yang diberikan dalam pembelajaran.

Berperan sebagai Blogger dan juga guru juga merupakan bentuk dari salah satu dari empat profesionalisme guru.

Di dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang profesi guru dan dosen disebutkan bahwa guru harus mempunyai 4 kompetensi. Kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Menjadi Blogger termasuk ke dalam kompetensi sosial. Di dalam kompetensi sosial, guru dituntut berperan dalam kegiatan memanfaatkan teknologi informasi secara fungsional.

Apakah anda tertarik membuat blog sebagai media pembelajaran? Kalau anda tertarik, saatnya memulai. Rencanakan blog pembelajaran untuk siswa anda sendiri. Dan mulailah menjadi blogger-guru inovatif supaya kita tetap menjadi guru yang mempunyai peran dalam mencerdaskan bangsa di tengah era teknologi saat ini.

Penulis: Fadli Eha

Related Posts

10 komentar:

  1. salam kenal balik pak. segera ke tkp. Salam blogger - Guru

    BalasHapus
  2. kalaw bisa yg lbh lgkp peljaran2 yg ad d intrnet.
    lok krg jls d skul, jd bs liat intrnet utk lbh jlsnya

    BalasHapus
  3. @rusydi salam sukses. salam sesama guru bangsa

    BalasHapus
  4. @lingga - insya Allah, kami akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan bersama

    BalasHapus
  5. http://www.wijayalabs.com/2011/12/18/pengumuman-pemenang-lomba-blog-wijayalabs-com/

    salam
    Omjay

    BalasHapus
  6. ya omjay trims konfirmasinya. alhamdulillah.
    Semoga kita sesama guru bangsa mampu semakin baik

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah bisa menjadi yang terbaik dari yang terbaik, semoga tulisan ini bisa memotivasi guru-guru lain untuk menulis. Aminnn...

    BalasHapus
  8. terima kasih bung dwi. salam blogger persahabatan

    BalasHapus
  9. Nah, yang guru sering tak mau belajar adalah teknologi baru.
    Harusnya seorang guru juga menunjukkan semangat bahwa ia suka dengan hal-hal yang bersifat kebaruan, semacam IT.

    Nice post.
    Salam kenal.

    BalasHapus