Minggu, 10 Juli 2011

Solusi Agar Sekolah tidak Membosankan

| Minggu, 10 Juli 2011
Selayang pandang

     Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu. Di dalamnya berisi seperangkat komponen yang menjadi motor penggerak terlaksananya sistem pendidikan untuk mencapai ilmu tertentu. Seseorang yang memasuki lingkungan sekolah berarti telah terikat suatu sistem untuk mendapatkan ilmu yang dicita-citakannya.

     Setiap tahun sekolah-sekolah di tanah air dan manca negara mengadakan penerimaan siswa baru. Itu berarti sekolah menjadi menjadi tempat terpercaya agar anak mereka menjadi orang terdidik dan mendapat pelajaran keilmuan.

     Menyerap ilmu pengetahuan dan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik adalah tujuan dasar para orang tua memasukkan putra-putrinya ke sekolah-sekolah.

     Berikut ini beberapa alasan orang tua menyekolahkan anaknya: dapat ijazah, takut anaknya bodoh, biar pandai dan jadi orang kaya, menjadi orang sukses, dan dapat ilmu.

     Dari empat alasan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua mempunyai beragam keinginan terhadap anaknya ketika memasuki lingkungan sekolah. Selanjutnya siswa yang mewujudkan cita-cita orang tua tersebut.

     Kemudian apa yang di dapat siswa di sekolah? Mereka mendapat ilmu pengetahuan yang terangkum dalam kurikulum sekolah. Selain itu siswa juga melakukan interaksi sosial dengan civitas akademika (guru, siswa, dan karyawan sekolah).
   
Penyebab Sekolah Terasa Membosankan

     Dua hal yang ditemui siswa di sekolah yakni ilmu pengetahuan dan interaksi sosial dengan civitas akademika. Inilah yang menyebabkan peserta didik mengalami kejenuhan. Akhirnya motivasi belajar menurun hingga ke tingkat paling rendah.

Ilmu pengetahuan dalam kurikulum yang padat.

     Kurikulum sekolah yang padat bisa menurunkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam hitungan matematis, proses belajar mengajar selama seminggu berlangsung selama 48 jam pelajaran. Dengan rincian 1 jam pelajaran berlangsung selama 40 menit, masuk jam 07.00 dan pulang sekitar jam 12.30 diselingi istirahat 20 menit.

     Padatnya jam belajar efektif selama seminggu ini sedikit banyak menyita energi peserta didik. Akibatnya, timbul ketegangan dalam sel-sel syaraf otak. Akhirnya jenuh berpikir lalu cuek terhadap kegiatan belajar di sekolah.

     Kebosanan ini juga dipicu oleh minat dan bakat peserta didik. Misalnya: Siswa A sangat menyukai pelajaran Eksakta (IPA, Biologi, Kimia, Fisika, dan Matematika), namun ia tidak suka dengan pelajaran Sosial (IPS, Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi). Maka, siswa ini menjadi tidak betah berhadapan dengan ilmu sosial. Dia hanya bersemangat belajar Eksakta saja.
   
Masalah interaksi sosial

     Manusia adalah makhluk sosial. Dia tidak lepas dengan interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam perjalanannya, proses interaksi ini sering mengalami kendala.

     Para siswa di sekolah tak luput dengan interaksi sosial. Mereka bertemu dengan teman sejawat, guru, dan karyawan setiap harinya. Dari pertemuan ini timbullah hubungan emosional dan interaksional. Jika tidak mampu mengatur dengan baik, maka interaksi ini menjadi hambatan yang menimbulkan kebosanan di sekolah.

Berikut ini beberapa contoh masalah yang terjadi dalam interaksi di sekolah:

Siswa dengan siswa
* Hubungan pertemanan yang pecah/permusuhan
* Hubungan asmara
* Bullying (pelecehan/penghinaan)

Siswa dengan guru
* Guru terlihat tidak kompeten mengajar
* Merasa guru pilih kasih
* Merasa guru kasar/kejam.

Siswa dengan karyawan
* Administrasi sekolah tidak tertib.
* Komunikasi kurang baik dengan karyawan sekolah.

Solusi Agar Sekolah Menjadi Tempat yang Menyenangkan

     Setiap orang pasti menginginkan lingkungan yang menyenangkan termasuk siswa di sekolah. perlu upaya konkrit agar tercipta suasana yang nyaman di lingkungan tempat sekolah. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan agar sekolah terasa menyenangkan:
* Mengendalikan emosi setiap terjadi kesalahpahaman dengan teman.
* Mengedepankan cita-cita daripada cinta
* Menghormati hak orang lain
* Melatih komunikasi yang baik dengan orang guru dan karyawan.
* Menaati tata tertib sekolah.
* Melengkapi administrasi yang disyaratkan sekolah.
* Aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.
* Membuat kelompok belajar.
Ditulis oleh Fadli Eha

Related Posts

1 komentar:

  1. memang segalanya harus diusahakan. berpangku tangan tak akan menyelesaikan masalah. terima kasih sudah berkunjung maz saputra. salam blogger

    BalasHapus