Rabu, 29 Desember 2010

Kisah Cinta Agnes dalam Facebook

| Rabu, 29 Desember 2010
Agnes mengenal Daniel beberapa minggu yang lalu melalui rekomendasi teman. Dia memang terbiasa meng-add teman di Facebook tanpa tahu siapa orang itu. Yang penting banyak teman, begitu menurut gadis SMA yang cantik ini.

Agnes rajin update status. Di sekolah, di rumah, sedang nonton bioskop, di kamar, bahkan di wc pun dia update statusnya. Mungkin karena dia gadis cantik dan baik hati, sehingga banyak yang mengomentari dan me-like statusnya walaupun sebenarnya gak penting-penting amat.

"Aww!" begitu statusnya pada suatu hari. Dalam waktu satu jam ada 298 orang me-like status ini. Komen-komenya pun beragam. "Wah, nginjak tikus ya?" begitu salah satu komen temannya. "Aduuuh, cantik-cantik kok takut tikus sihhhh!" dan bermacam komen, rata-rata dari cowok, yang Agnes pun tidak kenal mereka. Tapi dia menikmati ribuan fans mayanya itu. Sekali-kali Agnes menjawab komen mereka dengan asal-asalan, namun lebih banyak dia abaikan.

Lalu hadirlah Daniel. Laki-laki yang satu ini tidak seperti teman-temannya yang lain yang rajin komen seadanya, tapi dia justru mengomentari dengan lembut bahkan kadang membuat Agnes tersentuh.

Agnes seperti jatuh hati pada Daniel. Tiap update status dia berharap Daniel ada disitu dan mengomentarinya. Hingga sebuah sebuah pesan inbox dari Daniel diterima Agnes.

"Kamu cantik, kamu menarik, semua suka kamu, tapi benarkah itu yang engkau cari disini? Sudah engkau menemukan kebahagiaan sejati, Agnes?"

Agnes tertegun lalu dia menjawab pesan Daniel itu. Berulang kali dia hapus pesan, karena merasa tidak pas menjawabnya. 

"Kamu bisa nebak perasaanku ya?"

Tak berapa lama muncul respon dari Daniel, "Bukan menebak, tapi ku bisa baca pesan tersirat dari status kamu. Aku ingin meyakinkan saja."

Agnes merasa tangannya gemetar. Dia seperti sedang disengat listrik. Entah mengapa pesan itu seperti membuatnya tersihir dan ingin terus bercengkrama dengan Daniel.

Tanpa terasa sudah puluhan pesan tanya jawab dengan Daniel hingga akhirnya mereka pun tukar menukar nomor telepon.

____________________________________

Sudah seminggu Agnes dan Daniel dekat walau hanya lewat telepon dan sms. Dan benih-benih cinta bersemi di hati gadis belia itu. Hingga ia tak kuasa menolak pernyataan cinta Daniel di malam minggu.

Kekuatan cinta membuat Agnes rela jauh-jauh datang ke Jakarta. Padahal dia bukan gadis pemberani. Tapi entah mengapa dia begitu nekad berangkat dari Bandung seorang diri. Bahkan Agnes rela menyisihkan uang sakunya hanya untuk ongkos bertemu dengan pujaan hatinya.

Seharian mereka memutari kota Jakarta. Hinggap dari mal ke mal. Bercanda di TMII, kemudian duduk di kafe di pantai Ancol. 

Setiap kata-kata Daniel laksana emas bagi Agnes. Ia begitu menikmati kebersamaan dengan lelaki tampan di depannya. Senyumnya seakan tak mau berhenti, merekah sepanjang hari.

Dan kebersamaan itu pun bermuara di sebuah kamar motel di Pantai Ancol. Agnes sudah mabuk dan lupa diri. Yang dia inginkan adalah Daniel, kekasihnya, berada di dekatnya selalu.

Angin laut berhembus berusaha menembus celah-celah tirai jendela yang menutupi dua tubuh yang dilanda asmara. 

Nafas-nafas panas bercampur dengan bisikan-bisikan cinta seakan bumbu indah percintaan muda mudi itu. Bahkan mereka pun tak mampu lagi bernafas dengan normal. Nafas tersengal-sengal dan tak menentu hingga akhirnya lepas tak terkendali.

Agnes tersenyum dalam dekapan Daniel yang mulai terlelap. Wanita itu merasakan kebahagiaan yang tiada tara hingga ia tak mampu mengatakannya.

________________________________________

"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif." 

Agnes merengut. Sudah dua hari nomer Daniel tidak aktif. Kemana dia?

Sepulang sekolah Agnes buka facebook yang sudah dua hari ini tidak dia tengok. Mungkin keasyikan dengan Daniel telah melupakan aktifitas rutinnya itu.

Dia abaikan beberapa pesan di beranda dan dindingnya. Langsung dia cari nama Daniel di daftar teman. Namun tak ditemukannya. Di kliknya pesan terakhir Daniel, namun tak nampak foto profilnya.

"Sepertinya akunnya dinonaktifkan," gumam Agnes. Pikirannya mulai berkecamuk antara marah dan rindu. 

"Kemana pujaan hatiku?" begitu tulis Agnes di dinding Facebook nya. Beberapa saat kemudian, bermunculan komen-komen. Namun sampai dua jam Daniel tak kunjung mengomentari. Agnes nampak lesu. Ditutupnya akun Facebooknya kemudian sekali lagi ia mencoba menghubungi telpon Daniel.

"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif." 

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar