Senin, 03 Mei 2010

HARDIKNAS yang Panas

| Senin, 03 Mei 2010
Sudah satu hari melewati Hari Pendidikan Nasional tapi upacara menyambutnya masih dilakukan hari ini karena tanggal 2 Mei bertepatan dengan hari Minggu jadi rata-rata sekolah atau instansi pemerintah terkait melaksanakan upacara pada 3 Mei.

Hari Pendidikan Nasional sudah rutin diadakan setiap tahunnya. Dan tidak ada yang istimewa kecuali menggembar gemborkan arti pendidikan bagi generasi bangsa, membesar-besarkan arti pentingnya pendidikan, dan kisah pendidikan jadul yang mulanya dibangun Ki Hajar Dewantoro. Mungkin kisah beliau sudah mulai usang ditelan jaman dan banyak orang mulai melupakan Taman Siswa sebagai asal muasal sejarah pendidikan di Indonesia.


Hari Pendidikan Yang Panas
 

Yang istimewa dari Hardiknas kali ini adalah suasana panas yang mewarnai hari pendidikan tahun ini.


Hardiknas kali ini panas karena merupakan tahun pertama SBY menjadi presiden di periode pemerintahannya yang kedua. Periode pemerintahan yang dimulai dengan isu-isu panas hampir gosong semisal kasus Century yang ruwet bagai benang kusut. Semakin panas karena ada tudingan pihak SBY berusaha memainkan bola api Century agar tidak jelas ujung pangkalnya.


Hardiknas kali ini juga panas dengan penurunan tingkat kelulusan siswa SMA yang ditengarai karena tingkat kejujuran yang meningkat. Aduh, jujur kok prestasi malah menurun. Seperti membenarkan pepatah "Yang Jujur Pasti Hancur." (Ini Pepatah orang yang pembenci kejujuran dan pecinta kebohongan hehehehe...)

Hardiknas juga panas dengan terkuaknya oknum-oknum guru yang terbukti berbuat curang dengan mengubah soal jawaban UAN siswa (KOMPAS/6/4/2010). 


Hardiknas tahun ini juga dipanaskan dengan kenekadan seorang siswa yang merasa tertekan dan mengakhiri hidupnya karena tidak lulus UAN. Ngeri, ah!

Hardiknas kali ini juga panas karena terkuaknya kasus panas di Dirjen Pajak yang bisa jadi membuat para pengelola pendidikan menjadi ketar-ketir dan takut jika kasus itu juga menimpa lembaganya. (Hayo, siap-siap diaudit ya hehehe)


Kalau saja mau diteliti tentu akan banyak hal yang akan ditemui di lembaga-lembaga pendidikan bahkan beberapa kali media massa mengekspos kasus-kasus tersebut. Aliran Dana BOS yang di mark up, sertifikasi guru dengan "menabur" uang, hingga "upeti" untuk pembangunan sarana sekolah. Lho, semuanya kok bermuara pada uang sih? (Ya, uang panas hehehe...)




Hardiknas tahun ini juga berlangsung dalam cuaca yang benar-benar panas. Pagi tadi beberapa siswa harus menyingkir dari barisan upacara karena tidak kuat menahan terik matahari bahkan membuat sebagian dari mereka pingsan karena beban kepanasan dan keletihan. (Pidatonya terlalu panjang sih, pingsan deh!)



Makna Pendidikan

Apa sih pendidikan itu? Berikut ini uraian yang muncul dari otak tanpa dilengkapi referensi. Mungkin sebagian menganggap bukan tulisan orang intelek, tapi biarlah mengalir apa adanya hehehe ...

Pendidikan bisa berarti ingin lepas dari kebodohan (yang sudah pintar boleh tidak ikut dong)

Pendidikan bisa berarti pula mempertinggi moral dan akhlak (kapan mau tinggi kalau moral dan akhlak bukan acuan utama dalam kelulusan).


Pendidikan bisa berarti mengejar ketertinggalan (tertinggal terus kapan majunya).


Pendidikan bisa berarti bisa berarti menumbuhkan kedewasaan (dewasa sikapnya dan prilakunya).



Bapak Pendidikan

Sebagai uraian akhir dari artikel acak-acakan dan asal-asalan ini hanya ingin mengajak mengingat kata-kata Ki Hajar Dewantoro yang mungkin sudah kita lupakan:

"Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani." 

Artinya kurang lebih demikian, seorang pemimpin ketika di depan harus lah menjadi tauladan yang baik, ketika di tengah menjadi seorang yang inspiratif membangun jiwa kreasi, dan ketika di belakang, dia menjadi orang yang selalu memberi dorongan yang kuat untuk maju. Dan setiap orang adalah pemimpin paling tidak bagi dirinya sendiri.


Dengan memahami seni memimpin itu, bisa jadi segala yang panas-panas tentang Hardiknas ini akan menjadi dingin dan membuat semua jadi senang. (Semoga bukan mimpi semata).

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar