Menulis termasuk salah satu kemampuan berbahasa. Disebut kemampuan berbahasa, karena menulis adalah proses pengungkapan pikiran ke dalam bentuk tulisan.
Berbeda dengan kemampuan yang lain, menulis jauh lebih rumit. Rumit karena ada seperangkat komponen yang harus dikuasai si penulis. Komponen-komponen itu diantaranya: pemilihan kata (diksi), kohesi antar kalimat, kesinambungan antar paragraf, tanda baca, dan pengembangan pokok pikiran.
Semakin detil menganalisa cara menulis tentu semakin sulit menelorkan sebuah tulisan. Sulit menyalurkan ide karena terpaku dengan aturan-aturan penulisan.
Lalu adakah cara mudah mahir menulis? Jawabannya ada. Ada cara sederhana. Cara ini sangat efektif dilakukan bagi pemula dalam dunia tulis menulis.
Coba nongkrong ke warung kopi. Lihat si penjual membuat kopi. Lalu tuliskan cara membuat kopi beserta bahan-bahannya.
Di atas meja warkop itu juga tersedia pisang goreng, asyik juga jadi bahan tulisan: cara membuat pisang goreng.
Dengan menulis resep sederhana ini, dunia tulis menulis sudah dimulai. Saatnya mengembangkan dengan ide lain.
Mari nonton layar kaca. Lihat selebritis menyanyi dengan merdu. Wah, ada Afgan. Tulislah deskripsi tentang Afgan. Siapa nama lengkapnya, kapan dan dimana ia lahir, bentuk wajahnya, tingginya, berat badannya, sikapnya, cara ia bernyanyi, berapa album yang telah ia miliki dan tetek bengek lainnya tentang Afgan.
Selamat! Anda sudah melangkah dua tangga menuju dunia mahir menulis.
Terus kapan mahirnya? Jangan tanya. Tulislah terus. Tulis yang remeh temeh sampai yang rumit. Dari yang bercanda sampai yang serius. Semuanya lahap dan tabrak saja. Kalau sudah mampu mengoreksi eror dalam tulisan anda sendiri, itu sudah disebut mahir. Bisa menulis dengan cepat tentang sesuatu, itu juga sudah disebut mahir.
Bagaimana? Siap mulai menulis? Belum? Jika sampai saat ini anda belum menulis, tidak usah bercita-cita jadi penulis mahir. Cukup jadi pembaca yang mahir saja!
Berbeda dengan kemampuan yang lain, menulis jauh lebih rumit. Rumit karena ada seperangkat komponen yang harus dikuasai si penulis. Komponen-komponen itu diantaranya: pemilihan kata (diksi), kohesi antar kalimat, kesinambungan antar paragraf, tanda baca, dan pengembangan pokok pikiran.
Semakin detil menganalisa cara menulis tentu semakin sulit menelorkan sebuah tulisan. Sulit menyalurkan ide karena terpaku dengan aturan-aturan penulisan.
Lalu adakah cara mudah mahir menulis? Jawabannya ada. Ada cara sederhana. Cara ini sangat efektif dilakukan bagi pemula dalam dunia tulis menulis.
Coba nongkrong ke warung kopi. Lihat si penjual membuat kopi. Lalu tuliskan cara membuat kopi beserta bahan-bahannya.
Di atas meja warkop itu juga tersedia pisang goreng, asyik juga jadi bahan tulisan: cara membuat pisang goreng.
Dengan menulis resep sederhana ini, dunia tulis menulis sudah dimulai. Saatnya mengembangkan dengan ide lain.
Mari nonton layar kaca. Lihat selebritis menyanyi dengan merdu. Wah, ada Afgan. Tulislah deskripsi tentang Afgan. Siapa nama lengkapnya, kapan dan dimana ia lahir, bentuk wajahnya, tingginya, berat badannya, sikapnya, cara ia bernyanyi, berapa album yang telah ia miliki dan tetek bengek lainnya tentang Afgan.
Selamat! Anda sudah melangkah dua tangga menuju dunia mahir menulis.
Terus kapan mahirnya? Jangan tanya. Tulislah terus. Tulis yang remeh temeh sampai yang rumit. Dari yang bercanda sampai yang serius. Semuanya lahap dan tabrak saja. Kalau sudah mampu mengoreksi eror dalam tulisan anda sendiri, itu sudah disebut mahir. Bisa menulis dengan cepat tentang sesuatu, itu juga sudah disebut mahir.
Bagaimana? Siap mulai menulis? Belum? Jika sampai saat ini anda belum menulis, tidak usah bercita-cita jadi penulis mahir. Cukup jadi pembaca yang mahir saja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar